BEGITU banyak jalan dari Allah SWT untuk hambanya yang selalu mematuhi perintah agamanya. Salah satu perintahnya adalah tidak mengambil apapun yang bukan miliknya, karena itu haram hukumnya. Salah satu contohnya adalah mengembalikan barang yang bukan milik islam banyak dosa yang akan dia dapat ketika memakan harta haram yang bukan miliknya. Untuk itu sangat penting untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak makan dari yang tidak halal. Berikut adalah kisah tentang sahabat nabi Muhammad SAW yang sangat menjaga dirinya dan keluarganya dari barang haram yang bukan miliknya. Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 17/06/2019.Pada zaman Nabi Muhammad, terdapat seorang bernama Abu Dujanah dan dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Abu Dujanah adalah orang yang sangat taat kepada agama dan Nabinya Muhammad SAW. Dia selalu menjalankan ibadah yang dianjurkan oleh agamanya yaitu islam. Setiap usai menjalankan ibadah salat berjamaah shubuh bersama Nabi, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa oleh Nabi Muhammad ketika selesai salat. Suatu Ketika, Nabi mencoba meminta klarifikasi pada Abu Dujanah ketika bertemu dengannya.âHai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?â tanya Nabi Muhammad kepada Abu Dujanah pun menjawab, âAnu Rasulullah, saya punya satu alasan.âApa alasanmu? Coba kamu utarakan!â Lanjut Nabi Muhammad SAW.âBegini,â kata Abu Dujanah sambil memulai menceritakan alasannya. âRumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.ââYa Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anak-anakku sering kelaparan, kurang makan. Saya takut saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, Saya bergegas segera pulang sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya dan memakannya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada saat, kami pernah agak terlambat pulang. saya menemukan anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuannya. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya yang ia pungut di bawah tanah tepat di rumah kami.âMengetahui itu, Abu Dujanah pun memasukan jari-jari tangannya ke mulut anaknya itu. dia keluarkan apa pun yang ada di mulut anaknya. Abu Dujanah mengatakan pada anaknya, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak." Anakku lalu menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat katakan kembali kepada anaknya itu, Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.âPandangan mata Nabi Muhammad pun sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya mulai berderai begitu Muhammad SAW pun kemudian mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam cerita yang ia sampaikan nabi Muhammad SAW pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik seorang laki-laki basa-basi, Nabi memanggil pemilik pohon kurma tersebut untuk bertemunya. Setelah bertemu dengan pemilik pohon Nabi Muhammad lalu mengatakan, âBisakah jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.â Begitu tawar Nabi Muhammad yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, âSaya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.âLalu tiba-tiba Abu Bakar As-Shiddiq RA datang. Lantas berkata, âYa sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya.âSi munafik berkata kegirangan, âOke, ya sudah, aku jual.âAbu Bakar menyahut, âBagus, aku beli.â Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma yang sudah dibelinya dari laki-laki munafik itu kepada Abu Muhammad kemudian bersabda, âHai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.âMendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Pohon kurmanya di beli oleh Abu Bakar, Si laki-laki munafik inipun pulang dan berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi.âAku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu Abu Dujanah sedikit pun.âMalamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Si munafik itupun keheranan. Kisah ini dari kitab Iâanatuth ThĂąlibĂźn Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz 3, halaman 293 karya Abu Bakar bin Muhammad SyathĂą ad DimyatĂźy w. 1302 H.Dari Kisah Ini dapat kita ambil pelajaran bahwa betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah tersebut dalam menjaga diri dan keluarganya dari makanan haram yang bukan miliknya. Sesusah apapun hidup jagalah diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT. Setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad. Jika semua tidak di dapatkan sekarang maka akan di dapatkan di Akhirat kelak.
115Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw. "Hai Abu Thalib, lembah sudah mengering dan makhluk Allah dilanda dahaga. Segera mohonkanlah hujan untuk kami!" Memenuhi permintaan para pemuka Quraish, Abu Thalib berjalan menuju Ka'bah bersama anak muda yang wajahnya cemerlang bak matahari dhuha, tetapi teduh menyejukkan-Muhammad.
Uploaded byNUR AIN SARAH 0% found this document useful 0 votes107 views3 pagesOriginal TitleKISAH ABU DUJANAH DAN POHON KURMACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes107 views3 pagesKisah Abu Dujanah Dan Pohon KurmaOriginal TitleKISAH ABU DUJANAH DAN POHON KURMAUploaded byNUR AIN SARAH Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.Polisimenangkap 18 orang pengedar nakoba yang diduga dikendalikan dari Lapas Kerobokan dengan barang bukti 29,29 gram sabu, 105 butir ekstasi, 386,9 gram ganja dan tiga batang pohon ganja.
Ilustrasi pohon kurma sumber istockphoto Denpasar - Abu Dujanah adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW dari kabilah Khazraj. Ia terkenal dengan sosok pemberani di medan perang juga sangat menjaga keluarganya dari perkara yang haram. Mengutip kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, suatu ketika Abu Dujanah langsung bergegas pulang ke rumah usai melaksanakan salat subuh. Ia tak mengikuti doa-doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW selepas salat. Rasulullah SAW pun bertanya kepada Abu Dujanah, âWahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?â Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dan Alasan Kenapa Waktunya Disembunyikan Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak Laki-laki dan Perempuan Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Penjelasan Hadis dan Kaidah Imam Al-Ghazali Abu Dujanah lalu bercerita, di dekat rumahnya terdapat satu pohon kurma yang menjulang milik tetangganya. Dahan pohon kurma itu menjuntai ke rumah Abu Dujanah. âSetiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami,â kata Abu Dujanah. âYa Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan. Saat anak-anak kami bangun, apapun yang didapat, mereka makan,â Abu Dujanah menambahkan. âOleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya,â sambungnya. Saksikan Video Pilihan IniWow, Kurma Usia 4 Tahun Berbuah di IndonesiaAir Mata Rasulullah SAW Berderai DerasAbu Dujanah bercerita lagi kepada Rasulullah SAW, pernah suatu ketika anaknya memakan kurma yang jatuh dari pohon dekat rumahnya itu. Lalu Abu Dujanah berusaha untuk mengeluarkan kurma yang telah dimakan itu dari mulut anaknya. Ia benar-benar tidak ingin keluarganya makan dari cara yang tidak halal. Mendengar cerita itu, Rasulullah SAW menangis. Air matanya berderai deras. Kemudian Rasulullah SAW mencari tahu siapa pemilik pohon kurma yang dekat rumah Abu Dujanah itu. Abu Dujanah mengatakan bahwa pohon kurma itu pemiliknya adalah laki-laki munafik. Rasulullah SAW menemui laki-laki pemilik pohon kurma itu. Rasulullah SAW akan membeli pohon kurma itu dengan senilai 10 pohon kali lipat. Pohon itu terbuat dari batu zamrud berwarna biru, disirami emas merah, tangkainya dari mutiara putih. âDi situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada,â kata Rasul. Pemilik pohon kurma itu menjawab tawaran dari Rasulullah SAW. "Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga,â ujarnya. Kemudian Abu Bakar As-Shiddiq menawarkan lagi. Abu Bakar akan membeli pohon kurma itu dengan 10 kali lipat dari pohon kurma yang laki-laki itu miliki. Jenis 10 pohon kurma ini lebih bagus dari pohon kurma yang dimiliki laki-laki itu dan tidak ada di kota Kurma Pindah TempatSeketika itu juga, laki-laki munafik pemilik pohon kurma itu mau menjualnya dengan apa yang ditawarkan Abu Bakar. "Bagus, aku beli," sahut Abu Bakar. Setelah dibeli, lantas Abu Bakar menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah. Rasulullah kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar sabda Rasulullah SAW itu, Abu Bakar dan Abu Dujanah bergembira bukan main. Sedangkan laki-laki munafik itu punya mendatangi istrinya, menceritakan kejadian yang terjadi, dan berniat licik. "Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun,â kata si munafik kepada istrinya. Tanpa disangka, keesokan harinya tiba-tiba pohon kurma itu berpindah posisi. Semula berada di tanah si munafik, lalu pindah di atas tanah milik Abu Dujanah. Si munafik itu pun heran. Ternyata pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Rasulullah SAW yang dirasakan oleh Abu Dujanah. Wallahuâalam.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Rupanya Abu Dujanah tahu bahwa anaknya mengambil kurma tetangga untuk dimakan. Karena itulah Abu Dujanah pulang lebih awal. "Saat ditanya kenapa, ternyata Abu Dujanah itu lihat ada anaknya yang mengambil buah kurma tetangga yang jatuh di tanah dan dimakan. Dia tahu bahwa itu bukan sesuatu yang halal," kata Ummi Fairuz Ar-Rahbini. Abu Dujanah ra radhiallahu 'anhu, adalah sahabat Nabi dari kabilah adalah sahabat Rasulullah yang gagah berani di medan laga, namun beliau pernah membuat Rasulullah menitikkan air mata. Mengapakah? Mari kita ikuti kisah beliau. Abu Dujanah RA tak mengikuti doa Nabi setelah jamaah Subuh. Sudah beberapa hari Abu Dujanah memohon diri tergesa-gesa pulang sesudah jamaah salat subuh tanpa mengikuti doa Nabi ba'da salat. Hal ini membuat Rasulullah terheran-heran. Rasulullah pun berusaha menanyakannya kepada Abu Dujanah, "Apakah engkau tidak ada permintaan, sehingga senantiasa pulang terlebih dahulu sebelum kita memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala?" "Demikian ya Rasulullah," Abu Dujanah memulai ceritanya. "Di rumah tetangga sebelah kami ada sebatang pohon kurma yang sedang berbuah lebat. Daunnya menjorok ke rumah kami, sehingga setiap malam angin bertiup, membuat buah kurma yang telah matang, berjatuhan ke rumah kami. Kami ini orang yang sangat tidak berpunya, sehingga anak-anak sering saat mereka bangun dan menemukan segala sesuatu yang dapat dimakan, mereka akan memakannya. Oleh sebab itu, selesai salat Subuh, kami harus cepat cepat pulang, untuk memunguti kurma yang berceceran itu, untuk kami kembalikan kepada pemiliknya, sebelum anak kami bangun dan mengambilnya. Pernah suatu ketika kami terlambat pulang dan mendapati anak kami sudah mengulum kurma tersebut, maka dengan jari-jari kami berusaha mengeluarkan kurma tersebut dari mulutnya. Terkini