Adapunpokok-pokok perubahannya adalah sebagai berikut: 1. Penurunan tarif PPh Final 1% menjadi 0,5% dari omzet, yang wajib dibayarkan setiap bulannya; 2. Wajib Pajak dapat memilih untuk mengikuti tarif dengan skema final 0,5%, atau menggunakan skema normal yang mengacu pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. This study aims to obtain a valid and reliable knowledge on how the Public Accounting Firm prepares fiscal financial statements by using worksheet. This research uses descriptive qualitative method that is method which aims to describe and explain data or events with qualitative explanation sentences. The qualitative research method emphasizes on observational research methods in the field. In calculating corporate tax payable, corporate income statement is needed to calculate how much earnings before taxes obtained by the company in the current year. After that, we can calculate the company's income tax payable. However, there are some differences between commercial income statement and the fiscal loss statement. So that a fiscal reconciliation is required. The fiscal reconciliation is made to make the commercial income statement in accordance with the provisions for taxation. So, it would be accepted as an income statement which is in accordance with tax rules and then it can be used for calculating income tax. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Ekspansi Vol. 9, No. 2 November 2017, 199 – 216 ANALISIS DESKRIPTIF ATAS KERTAS KERJA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK “X” Arry Irawan Politeknik Negeri Bandung Setiawan Politeknik Negeri Bandung setiawan Fiesty Utami Politeknik Negeri Bandung fiesty042 Abstract This study aims to obtain a valid and reliable knowledge on how the Public Accounting Firm prepares fiscal financial statements by using worksheet. This research uses descriptive qualitative method that is method which aims to describe and explain data or events with qualitative explanation sentences. The qualitative research method emphasizes on observational research methods in the field. In calculating corporate tax payable, corporate income statement is needed to calculate how much earnings before taxes obtained by the company in the current year. After that, we can calculate the company’s income tax payable. However, there are some differences between commercial income statement and the fiscal loss statement. So that a fiscal reconciliation is required. The fiscal reconciliation is made to make the commercial income statement in accordance with the provisions for taxation. So, it would be accepted as an income statement which is in accordance with tax rules and then it can be used for calculating income tax. KeywordsWorksheet, Public Finance Report, Public Accounting Firm Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang valid dan dapat dipercaya mengenai bagaimana kita memahami kertas kerja yang dibuat oleh Kantor akuntan Publik dalam menyusun laporan keuangan fiskal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan. Dalam menghitung pajak penghasilan terutang badan, diperlukan laporan laba rugi perusahaan untuk mengetahui berapa laba sebelum pajak yang didapatkan perusahaan pada tahun berjalan untuk dihitung berapa pajak penghasilan terutang perusahaan tersebut. Dikarenakan adanya perbedaan standar antara laporan laba rugi komersial dengan laporan laba rugi fiskal, maka diperlukan rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal dilakukan agar laporan laba rugi komersial sesuai ketentuan perpajakan, sehingga dapat diterima sebagai laporan laba rugi yang sesuai aturan perpajakan dan dapat digunakan untuk menghitung PPh Badan Terutang. Kata Kunci Kertas Kerja, Laporan Keuangan Publik, Kantor Akuntan Publik 200 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara berkembang yang pernah mengalami masa-masa keemasan “oil booming” pada beberapa dasawarsa lalu. Pada masa itu penghasilan terbesar berasal dari sektor minyak dan gas. Namun masa itu telah berlalu dan sebagai komoditas yang tidak terbarukan, masa itu tidak akan terulang kembali. Saat ini yang menjadi sumber penghasilan negara yang terbesar adalah dari sektor perpajakan. Sebagai sumber penghasilan terbesar bagi negara, Indonesia wajib untuk mengamankan sektor perpajakan untuk memastikan penyelenggaraan pemerintahan dan roda pembangunan nasional tetap berjalan optimal. Tahun 1984, Indonesia melakukan reformasi dalam sektor perpajakan. Sistem perpajakan yang pada awalnya menerapkan official assessment system, diganti dengan self assessment system. Dalam self assessment system ini, tanggung jawab perpajakan lebih dititikberatkan pada peran serta dan kesadaran dari wajib pajak. Wajib pajak diberikan kepercayaan, wewenang dan tanggung jawab oleh negara agar senantiasa memiliki kemampuan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan aktivitas perpajakannya serta bertanggung jawab penuh atas hal-hal yang dicantumkan oleh wajib pajak melalui Surat Pemberitahuan SPT Tahunannya. Secara hukum formal, definisi pajak dicantumkan dalam Undang-undang nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan KUP, yang menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi, Badan dan Bentuk Usaha Tetap yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang tanpa mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara dan bagi sebesesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah ada beberapa macam jenisnya. Yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penghsailan dari sektor perpajakan adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan menjadi pajak yang kewenangan pemungutannya berada di tangan pemerintah pusat, salah satu alasannya adalah agar hasil dan penyebarannya diharapkan dapat lebih adil dan merata. Secara hukum formal, definisi pajak penghasilan dicantumkan dalam Undang-undang no. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, yang menyebutkan bahwa pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh baik oleh Orang Pribadi, Badan maupun Bentuk Usaha Tetap yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan dengan nama dan bentuk apapun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang menjadi subjek pajak penghasilan adalah orang pribadi, Badan, Bentuk Usaha Tetap dan warisan yang belum terbagi WYBT. Fokus pada penelitian kali ini adalah pajak penghasilan Badan, yaitu pungutan atas penghasilan yang diperoleh atau diterima oleh sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan usaha baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan kegiatan usaha yang mliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN, BUMD badan usaha dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, Ekspansi 201 yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya. Pada akhir tahun perusahaan akan melaporkan aktivitas usahanya selama satu periode operasional dengan cara menyusun laporan keuangan, yang terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba/ Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang berhubungan langsung nilai besaran pajak yang harus dibayar oleh perusahaan adalah Laporan Laba/rugi, karena dalam laporan tersebut akan diketahui apakah perusahaan mengalami Laba atau rugi pada tahun yang sedang berjalan ini, jika laba maka akan dihitung berapa penghasilan kena pajaknya dan pajak terutangnya pada tahun berjalan tersebut. Namun pada kenyataannya, Laporan Laba/rugi yang disusun oleh perusahaan biasanya disusun hanya semata-mata hanya mendasarkan pada ketentuan yang diatur berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan mengabaikan ketentuan dalam penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Undang-undang Perpajakan. Laporan Laba/Rugi yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK biasa disebut Laporan Laba/Rugi komersil, sedangkan Laporan Laba/Rugi yang disusun berdasarkan Undang-undang Perpajakan biasa disebut Laporan Laba/Rugi fiskal. Laporan Laba/Rugi fiskal inilah yang dijadikan dasar oleh Kantor Pelayanan Pajak untuk menentukan berapa penghasilan kena pajaknya dan pajak terutangnya suatu perusahaan pada tahun berjalan, bukan laporan Laba/rugi komersial. Perbedaan antara laporan Laba/rugi komersial dengan laporan Laba/rugi fiskal ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat sementara. Tidak ada yang salah dengan laporan Laba/rugi komersil yang disusun oleh perusahaan, yang diperlukan hanyalah penyesuaian diantara kedua laporan Laba/rugi tersebut, yang dikenal dengan istilah rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan agar Laporan Keuangan komersil sesuai dengan Undang-undang perpajakan, sehingga dapat diterima dan digunakan untuk menghitung dan memperhitungkan pajak terutang dari suatu perusahaan. Tidak semua perusahaan mempunyai kemampuan dan staf SDM yang dapat melakukan rekonsiliasi fiskal, mengingat kemampuan yang dipersyaratkan untuk dikuasai harus keduanya, yaitu memahami akuntansi dan perpajakan sekaligus, tidak boleh hanya salah satunya. Kantor Akuntan Publik KAP atau Kantor Jasa Akuntansi KJA tidak hanya memberikan layanan memberikan opini atas laporan keuangan atau audit atas laporan keuangan, tapi juga memberikan layanan membantu membuat laporan keuangan untuk tujuan perpajakan. Dengan demikian KAP dan atau KJA akan menjadi pilihan sebagian besar perusahaan untuk melakukan rekonsiliasi fiskal agar hasilnya bisa akurat dan sesuai dengan aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan maupun Undang-undang Perpajakan dan pada akhirnya dapat digunakan untuk menghitung dan memperhitungkan pajak terutang dari suatu perusahaan. Dalam melakukan rekonsiliasi fiskal, akuntan pada KAP maupun KJA akan menyusun rekonsiliasi fiskal dengan menggunakan media kertas kerja atau work sheet rekonsiliasi fiskal, yang biasanya lebih banyak hanya menggunakan pendekatan 202 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami kuantitatif dan jarang menggunakan pendekatan kualitatif apalagi mendeskripsikan kertas kerja rekonsiliasi fiskalnya. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut 1 Apa sajakah akun-akun dalam laporan laba rugi komersial perusahaan yang termasuk ke dalam akun-akun yang harus dilakukan rekonsiliasi fiskal; 2 Bagaimana penyusunan laporan laba rugi fiskal dan perhitungan PPh Terutang Badan pada perusahaan yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Bagaimana analisa deskriptif atas kertas kerja kerja penyusunan Laporan Keuangan Fiskal oleh Kantor Akuntan Publik “X” 2. KAJIAN PUSTAKA Laporan Keuangan Komersil dan Laporan Keuangan Fiskal Definisi Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan untuk kebutuhan internal dan eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan. PSAK Nomor 1 revisi 2009 mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.” Dalam kaitannya dengan akuntansi perpajakan, laporan keuangan yang cukup penting dan harus disesuaikan untuk tujuan perpajakan adalah yaitu laba rugi. Output dari laporan laba rugi ini adalah dihasilkannya laba bersih komersial yang merupakan besarnya laba yang dihitung oleh Wajib Pajak sesuai dengan system serta prosedur pembukuan yang wajar yang diakui dalam SAK. Menurut Muljono 201064, “laba bersih secara komersial mencerminkan kondisi keuangan sesungguhnya yang didapat dari kegiatan perusahaan, yang dapat ditelusuri kebenarannya dari berbagai arus, seperti arus kas, arus bank, dan yang lainnya sesuai kondisi pembukuan yang dilaksanakan oleh wajib pajak.” Hubungan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal Laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal memiliki peraturan masing-masing dalam menentukan penghasilan dan biaya. Jika laporan keuangan komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu, maka laporan keuangan fiskal disusun bedasarkan peraturan perpajakan yang Ekspansi 203 digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar, sehingga terjadi perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Untuk mencocokan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal. Menurut Waluyo 201139, ada tiga pendekatan untuk menyusun laporan keuangan fiskal yaitu 1 Pendekatan terpisah separated approach yaitu wajib pajak membukukan segala transaksi berdasarkan prinsip pajak untuk menghitung PPh terutang dan bedasarkan prinsip akuntansi untuk keperluan komersial. 2 Pendekatan kedua extra-compatible approach yaitu wajib pajak membukukan semua transaksi hanya bedasarkan prinsip akuntansi, kemudian pada akhir tahun wajib pajak melakukan rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut agar sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang digunakan untuk menghitung PPh terhutang. 3 Pendekatan ketiga menyatakan ketentuan perpajakan sebagai sisipan Standar Akuntansi Keuangan atau pendekatan dengan prinsip common basis. Dalam dasar ini laporan keuangan disusun mengikuti standar akuntansi keuangan, tetapi apabila terdapat aturan lain dalam akuntansi komersial, maka preferensi diberikan pada ketentuan perpajakan. Jadi laporan keuangan komersial terkait dengan laporan keuangan fiskal karena laporan keuangan komersial digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghasilkan laporan keuangan fiskal. Rekonsiliasi Fiskal Definisi Rekonsiliasi Fiskal Dalam perhitungan pajak penghasilan, adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal dapat menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak pula. Muljono 201064 mengatakan bahwa yang membedakan antara laba secara komersial dengan penghasilan kena pajak adalah dilakukannya rekonsiliasi fiskal terhadap laba secara komersial. Terjadinya beberapa perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP dengan Peraturan Perpajakan karena adanya berbagai kepentingan dari negara dalam memanfaatkan pajak sebagai salah satu komponen kebijakan fiskal. Rekonsiliasi koreksi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak. Menurut Sukrino dan Trisnawati 2011218, Rekonsiliasi koreksi fiskal adalah rekonsiliasi yang dilakukan akibat adanya perbedaan antara laba/rugi komersial menurut Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP dengan laba/rugi fiskal menurut ketentuan perpajakan.Tujuannya adalah untuk membuat laba/rugi komersial menjadi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak WP yang pembukuannya menggunakan pendekatan akuntansi komersial, yang bertujuan mempermudah mengisi Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan PPh, dan menyusun 204 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami laporan keuangan fiskal yang harus dilampirkan pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh. Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian laporan laba rugi komersial dengan dasar ketentuan perpajakan yang berlaku agar dapat menghitung pajak penghasilan terutang. Penyebab Timbulnya Rekonsiliasi Fiskal Perbedaan penghasilan dan biaya menurut akuntansi atau komersial dan menurut fiskal dapat dikelompokan menjadi perbedaan tetap dan perbedaan waktu. Menurut Muljono 201065 rekonsiliasi fiskal terjadi karena adanya perbedaan pengakuan secara komersial dan secara fiskal, yang dapat berupa 1 Beda Tetap terjadi apabila terdapat transaksi yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai penghasilan atau sebagai biaya dalam akuntansi secara komersial yang diatur dalam SAK. Namun demikian, berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan, transaksi tersebut bukan merupakan penghasilan atau bukan merupakan biaya, atau sebagian merupakan penghasilan atau sebagian merupakan biaya. 2 Beda Waktu terjadi karena adanya perbedaan pengakuan waktu secara komersial dibandingkan dengan secara fiskal, misalnya dalam ketentuan masa manfaat aktiva yang dilakukan penyusutan atau amortisasi. Resmi 2011373 mengatakan bahwa perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi atau komersial dan tidak diakui menurut fiskal. Perbedaan tetap ini mengakibatkan laba rugi bersih menurut akuntansi berbeda dengan penghasilan kena pajak menurut fiskal atau perpajakan. Sedangkan perbedaan waktu terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya dalam menghitung laba atau rugi perusahaan. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui menurut akuntansi komersial dan belum diakui menurut fiskal, atau sebaliknya. Jenis Rekonsiliasi Fiskal Rekonsiliasi fiskal dapat berupa rekonsiliasi positif dan negatif. Menurut Muljono 201065, “Rekonsiliasi positif adalah rekonsiliasi fiskal yang mengakibatkan adanya pengurangan biaya menjadi semakin kecil, atau berakibat adanya penambahan penghasilan.” Rekonsiliasi positif dilakukan berkaitan dengan transaksi berikut ini 1 Penghasilan yang termasuk sebagai objek pajak yang di atur dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan, tetapi metode pengakuannya tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan dan diakui lebih kecil daripada ketentuan perpajakan. 2 Penyusutan yang jumlahnya melebihi jumlah berdasarkan metode penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. 3 Biaya yang ditangguhkan pengakuannya 4 Biaya tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha. 5 Biaya bukan pengurang penghasilan kena pajak. Ekspansi 205 6 Biaya yang dapat dikurangkan berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan, tetapi metode pengakuannya tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan dan diakui lebih besar daripada ketentuan perpajakan. 7 Biaya berkaitan penghasilan bukan merupakan objek pajak. 8 Biaya berkaitan penghasilan sudah dikenakan PPh Final. Sedangkan rekonsiliasi negatif adalah rekonsiliasi fiskal yang berakibat adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba-rugi komersial, atau yang berakibat dengan adanya pengurangan penghasilan. Rekonsiliasi negatif dilakukan akibat adanya 1 Penghasilan yang termasuk sebagai objek pajak yang di atur dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan, tetapi metode pengakuannya tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan dan diakui lebih besar daripada ketentuan perpajakan. 2 Keuntungan karena pembebasan hutang sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 3 Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, 4 Penghasilan yang dikenakan PPh final. 5 Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya. 6 Biaya yang dapat dikurangkan berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan, tetapi metode pengakuannya tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan dan diakui lebih kecil daripada ketentuan perpajakan. Teknik Rekonsiliasi Fiskal Teknik Rekonsiliasi Fiskal menurut Resmi 2007344 dilakukan dengan cara berikut 1 Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut fiskal, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal. 2 Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut fiskal, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal. 3 Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut fiskal, yang berarti menambah laba menurut fiskal. 4 Jika suatu biaya/penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut fiskal, yang berarti mengurang laba menurut fiskal. Kertas kerja rekonsiliasi fiskal dapat dibuat dengan format sebagai berikut 206 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami Format 1 Wajib Pajak X Rekonsiliasi Fiskal Tahun 20xx Laba Bersih menurut akuntansi xx Rekonsiliasi Positif - xx Total Rekonsiliasi Positif xx + Rekonsiliasi Negatif - xx Total Rekonsiliasi Positif xx - Penghasilan Laba Kena Pajak menurut fiskal xx Perbedaan dimasukkan sebagai rekonsiliasi positif apabila  Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.  Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atas suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi. Perbedaan dimasukkan sebagai rekonsiliasi negatif apabila  Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi.  Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui menurut fiskal tetapi tidak menurut akuntansi. Format 2 Wajib Pajak X Rekonsiliasi Fiskal Tahun 20xx Laba Bersih Sebelum Pajak Laba / Penghasilan Kena Pajak Ekspansi 207 Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi yang wajib menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan pendekatan akuntansi komersial. Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh dan menyusun laporan keuangan fiskal sebagai lampiran SPT Tahunan PPh. 3. METODOLOGI PENELITIAN Kegunaan Penelitian Penelitian ini akan memberikan panduan bagi pihak-pihak yang ingin menyusun laporan keuangan fiskal dengan mendasarkan pada laporan keuangan komersil yang sudah ada dengan bantuan kertas kerja yang biasa digunakan oleh kantor akuntan publik dalam menyusun laporan keuangan fiskal. Metode Penelitian Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, dokumen pribadi, dokumen resmi, dan sebagainya. Hal yang pertama-tama dilakukan oleh penulis adalah mengumpulkan sejumlah data yang berhubungan dengan penyusunan laporan laba rugi komersial perusahaan dan perpajakan serta informasi tambahan lainnya kemudian dipelajari secara seksama lalu dilakukan reduksi data dengan melakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan masalah dan transformasi data kasar yang diambil dari perusahaan, lalu membuang data-data yang dianggap tidak berhubungan dengan pokok persoalan sehingga menghasilkan data yang memang benar-benar dibutuhkan untuk proses analisis. Proses selanjutnya adalah melakukan rekonsiliasi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan dengan menganalisis biaya dan penghasilan yang dapat dikurangkan atau ditambahkan, sehingga menghasilkan Laporan Keuangan Fiskal yang berisi laba bersih sebelum pajak yang sesuai dengan aturan perpajakan. Lalu setelah mendapatkan laba bersih sebelum pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan, menghitung pajak terutang badan perusahaan sesuai dengan tarif pajak untuk badan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Rancangan Penelitian Alat analisis data yang digunakan dalam penyusunan laporan laba rugi fiskal adalah menggunakan format kertas kerja rekonsiliasi fiskal untuk memudahkan penulis dalam mengidentifikasi pos-pos akun yang dilakukan koreksi fiskal positif dan negatif dan menghitung berapa nominal yang benar sesuai aturan perpajakan untuk masing-masing pos akun, sehingga dapat dengan mudah disusun laporan laba rugi fiskal dan diketahui berapa laba sebelum pajak menurut fiskal atau perpajakan. Berikut adalah format kertas kerja rekonsiliasi fiskal yang digunakan dalam penelitian ini 208 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami Format Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal Wajib Pajak X Rekonsiliasi Fiskal Tahun 20xx Laba Bersih Sebelum Pajak Laba penghasilan Kena Pajak Paradigma Penelitian Adapun paradigma penelitian ini dapat diilustrasikan melalui gambar di bawah ini. Gambar 1. Paradigma Penelitian Sumber Rancangan Peneliti 4. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian PT. Y Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 dalam Rp, ribuan penuh Penghasilan dari usaha dalam negeri Ekspansi 209 Gaji,Upah, THR, Tunjangan lainnya Alat Tulis dan Biaya Kantor Biaya Konsumsi jamuan tamu Penghasilan di luar usaha Total Penghasilan di luar usaha Laba netto penghasilan netto dalam negeri Penghasilan dari luar negeri Bunga obligasi dari Singapura Total Penghasilan dari luar negeri Persediaan barang dagangan, 1 Januari 2015 Pembelian netto tahun 2015 Persediaaan Barang dagangan, 31 Desember 2015 Informasi yang digunakan sebagai dasar penyesuaian laba/rugi fiskal 1 Dalam penjualan tidak memasukkan penjualan kepada karyawan sendiri sebesar yang dibayar dengan pemotongan gaji tiap bulan. 2 Dalam gaji, upah, THR dan tunjangan lain terdapat dan biaya pengobatan karyawan senilai 210 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami 3 Dalam biaya perjalanan dinas terdapat bukti-bukti pendukung atas nama keluarga pemilik perusahaan sebesar 4 Dalam biaya promosi terdapat sumbangan yang tidak ada hubungannya dengan operasi perusahaan sebesr Rp. 5 Pajak sebesar merupakan angsuran pasal 25 bulanan selam tahun ini. 6 Pengeluaran berupa biaya representasi tanpa adanya bukti pihak eksternal. 7 Biaya royalti sebesar Rp. yang ada bukti pendukungnya dari eksternal sebesar Rp. 8 Piutang yang benar-benar tak tertagih dan telah memenuhi syarat untuk diakui sebagai piuang tak tertagih menurut perpajakan dlam tahun ini Rp. 9 Perusahaan mempunyai asset tetap sbb  Mesin produksi pembelian tgl 1 Januari 2010 seharga Rp. umur ekonomis ditetapkan 10 tahun.  Kendaraan pembelian tgl 31 Dedember 2010 seharga Rp. umur ekonomis ditetapkan 10 tahun.  Komputer pembelian tanggal 6 Maret 2012, seharga Rp. umur ekonomis ditetapkan 5 tahun.  Inventaris pembelian tanggal 1 Januari 2010 seharga Rp. umur ekonomis ditetapkan 8 tahun.  Bangunan permanen selesai dibangun dan siap digunakannya sejak 31 Desember 2009 senilai umur ekonomis ditetapkan 20 tahun. Berdasarkan kebijakan manajemen mesin produksi mempunyai nilai residu 10% dari HPP, sedangkan asset tetap lain 20% dari HPP. Metode penghitungan penyusutan yang digunakan adalah garis lurus. Menurut aturan fiskal, mesin produksi, kendaraan, komputer dan inventaris merupakan asset berwujud kelompok II. Perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam penyusutan fiskal.  Dalam biaya lain-lain terdapat biaya rekreasi karyawan Rp.  Penghasilan sewa pada penghasilan luar usaha sebesar Rp. terdiri atas sewa bangunan senilai sewa atas peralatan pabrik senilai dan sewa atas kendaraan Penghasilan sewa ini diterima diterima setiap tahun untuk beberapa tahun.  Dividen sebesar terdiri atas dividen kas dari penyertaan saham 20% pada dan dividen kas atas penyertaan saham 30% pada sebesar Info lain untuk pengisian SPT tahunan PPh adalah sbb 1 selama tahun 2015 telah menjual sebagian hasil produksinya ke BUMN senilai termasuk PPN. 2 PT. Y telah memiliki API dan mengimpor bahan bakunya dari Jepang dengan harga faktur $ Freight dan insuranve $ dan $ BM 5% dari CIF, BMT 20%, PPh pasal dan BM telah dibayar. Ekspansi 211 3 Tarif laba di Kanada dan Singapura adalah 40% dan 20%. 4 Total angsuran PPh pasal 25 sebesar dibayar tiap bulan dengan nilai sama dari Maret hingga Desember 2015. 5 Laba/ rugi fisal 3 tahun terakhir Rugi fiskal tahun 2013 sebesar Laba fiskal tahun 2014 sebesar Rp Laba fiskal tahun 2015 sebesar Rp. Sisa rugi tahun 2013 akan dikompensasikan seluruhnya pada tahun 2015. 6 Data Pemegang Saham  PT. Z saham biasa lembar lembar  saham biasa lembar Rp. / lembar  Tn. M saham biasa lembar Rp. / lembar Menyusun Laporan Rekonsiliasi Fiskal Tahun pajak 2015 dengan dasar Data Laporan Laba / Rugi Komersial. PT. Y Rekonsiliasi Fiskal Perhitungan Laba/Rugi Tahun Pajak 2015 dalam ribuan rupiah Penghasilan Usaha Dalam Negeri Gaji,Upah, THR, Tunjangan lainnya Alat Tulis dan Biaya Kantor 212 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami Biaya Konsumsi jamuan tamu Penghasilan di luar usaha Total Penghasilan di luar usaha Laba netto penghasilan netto dalam negeri Penghasilan dari luar negeri Bunga obligasi dari Singapura Total Penghasilan dari luar negeri Pembahasan Hasil Penelitian Dari kertas kerja penyusunan Laporan Keuangan Fiskal oleh Kantor Akuntan Publik “X”, maka Analisis Deskriptifnya adalah sebagai berikut 1 Yang termasuk nilai penjualan adalah penjualan kepada semua pembeli dengan cara kredit ataupun tunai dan dengan basis akrual, artinya penjualan diakui saat penyerahan barang atau adanya transaksi disertai komitmen utang-piutang antara penjual dan pembeli meskipun belum ada penyerahan uang. Penjualan kepada karyawan yang pembayarannya tidak dilakukan pada saat transaksi penyerahan barang tetap diakui sebagai penjualan tahun 2015. Dalam rekonsiliasi fiskal, penjualan kepada karyawan sebesar Rp. akan menambah penghasilan menurut fiskal, dan selanjutnya berpengaruh meningkatkan laba kena pajak koreksi positif. 2 Imbalan dalam bentuk natura beras dan pengobatan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto karena termasuk ke akun yang ada pada pasal 9 non deductible expenses UU 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Oleh karena itu dalam rekonsiliasi fiskal jumlah tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak koreksi positif. Ekspansi 213 3 Biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas anggota keluarga pemegang saham digolongkan sebagai untuk kepentingan pribadi prive dengan nilai tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto karena termasuk ke akun yang ada pada pasal 9 non deductible expenses UU 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Oleh karena itu, dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak koreksi positif. 4 Sumbangan untuk berbagai kepentingan kepada pihak-pihak yang tidak memiliki kepentingan kerja, usaha kepemilikan dan penguasaan merupakan biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Biaya sumbangan sebesar dalam biaya promosi / iklan harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak koreksi positif. 5 Pajak penghasilan yang dibayarkan oleh wajib pajak tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto wajib pajak sesuai pasal 9 ayat 1 UU PPh. Total angsuran PPh pasal 25 sebesar yang dibayarkan oleh wajib pajak dalam tahun 2015 tidak boleh dimasukkan sebagai biaya tahun 2015. Oleh karena itu, dalam rekonsiliasi fiskal jumlah tersebut dikuangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti menaikkan laba kena pajak koreksi positif. 6 Biaya atau pengeluaran yang tidak dilengkapi daftar nominatifnya biaya representasi sebesar merupakan non deductabe expense. Dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak pajak koreksi positif. 7 Beban royalty sebesar Rp. merupakan non deductabe expense. Dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak pajak koreksi positif. 8 Menurut standar akuntansi, perusahaan diperbolehkan membentuk cadangan kerugian piutang pada setiap akhir tahun untuk mengantisipasi besarnya piutang yang tidak dapat ditagih pada tahun berikutnya. Perusahaan membentuk cadangan sebesar Rp pada akhir tahun 2015, sehingga dalam laporan laba/rugi tampak kerugian piutang tak tertagih sebesar Rp Hal tersebut berbeda dengan ketentuan perpajakan Indonesia yang menyatakan bahwa kerugian piutang yang boleh diakui adalah sejumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih pada tahun 2015. Oleh karena itu piutang yang secara nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut ketentuan perpajakan adalah maka biaya kerugian menurut akuntansi harus dikurangi sebesar Rp. Yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak pajak koreksi positif. 9 Penyusutan menurut akuntansi kemungkinan akan berbeda dengan penyusutan menurut perpajakan, karena terdapat perbedaan dalam metode penyusutan, pengakuan nilai sisa, taksiran masa manfaat/umur ekonomis. Penghitungan penyusutan tahun 2015 menurut fiskal harus sesuai ketentuan pasal 11 UU no. 36 tahun 2008 tentang PPh. Dalam rekonsiliasi fiskal, biaya penyusutan menurut 214 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami akuntansi harus ditambah dengan Hal ini berarti mengurangi laba kena pajak koreksi negatif. 10 Rekreasi karyawan termasuk akun yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto karena termasuk ke akun yang ada pada pasal 9 non deductible expenses UU 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Oleh karena itu, dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak koreksi positif. 11 Penghasilan berupa sewa tanah dan atau bangunan adalah penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final. Oleh karena bersifat final, maka jumlah pajak yang telah dipotong tersebut tidak dapat dikreditkan dari nilai total PPh yang terutang pada akhir tahun, sehingga penghasilan tersebut juga tidak perlu diperhitungkan dalam menentukan laba kena pajak. Dalam koreksi fiskal, penghasilan berupa sewa atas bangunan sebesar dikurangkan dari penghasilan sewa menurut akuntansi, hal ini berarti mengurangi laba kena pajak Koreksi negatif. Dividen yang diperoleh atau diterima perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri bukan merupakan objek pajak, sesuai pasal 4 ayat 3 UU no. 36 tentang PPh bila penyertaanya melebihi 25% dari total disetor. Dividen yang diterima sebesar harus dikurangkan dari penghasilan dividen menurut akuntansi, yang berarti akan menurunkan laba kena pajak koreksi negatif, sedangkan dividen yang sebesar merupakan objek kena pajak karena penyertaannya kurang dari 25%. 5. PENUTUP Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi akun-akun yang direkonsiliasi fiskal serta mengetahui laporan laba rugi fiskal dan PPh terutang badan serta memberikan analisa deskriptif atas kertas kerja yang dibuat oleh akuntan dalam penyusunan laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal memiliki peraturan masing-masing dalam menentukan penghasilan dan biaya. Jika laporan keuangan komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu, maka laporan keuangan fiskal disusun bedasarkan peraturan perpajakan yang digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar, sehingga terjadi perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Dalam penelitian ini, akuntan di KAP X telah menyusun laporan keuangan fiscal yang dilengkapi dengan 12 poin analisis deskriptif. Adapun beberapa poin penting dari analisis deskriptif tersebut antara lain penjualan yang pembayarannya tidak dilakukan pada saat transaksi penyerahan barang tetap diakui sebagai penjualan basis akrual, kerugian piutang yang boleh diakui adalah sejumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dividen yang diperoleh atau diterima PT sebagai WP dalam negeri bukan merupakan objek pajak, dab yang termasuk ke dalam non deductible expenses ialah imbalan dalam bentuk natura, biaya perjalanan dinas anggota keluarga pemegang Ekspansi 215 saham, sumbangan untuk pihak yang tidak memiliki kepentingan kerja, PPh yag dibayarkan oleh WP, biaya yang tidak dilengkapi daftar nominatifnya, beban royalty, dan rekreasi karyawan. Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut 1 Memperkecil atau meminimalkan koreksi positif atas biaya-biaya yang ada dengan mematuhi setiap peraturan perpajakan yang ada seperti, membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment atau representatif, karena jumlah biaya tersebut cukup besar nilainya/material. 2 Agar biaya lain-lain tidak dikoreksi fiskal positif seluruhnya, maka sebaiknya biaya-biaya tersebut dibuatkan rinciannya serta dipisahkan antara biaya yang boleh dikurangkan dengan biaya yang tidak boleh dikurangkan. 3 Sebaiknya karyawan pada divisi akuntansi dan pajak harus selalu mengetahui setiap perkembangan peraturan perpajakan terbaru atau perubahan-perubahan peraturan pajak yang dilakukan oleh Dirjen Pajak, apabila tidak demikian maka setiap kelalaian akan mendapatkan sanksi pajak. Sebaiknya Peraturan Pajak ditaati dengan semestinya, karena setiap pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak akan dikenakan sanksi pajak. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrino dan Estralita Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan, Edisi 2 Revisi. Jakarta Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Exposure Draft PSAK 46 Pajak Penghasilan. Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan Jasmine Aviriani. 2015. Teknik Rekonsiliasi Fiskal untuk Menyusun Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2014 pada PT DAMACO. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Bandung. Muljono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak Pajak Penghasilan. Yogyakarta Andi Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus, Buku 1, Edisi 6. Jakarta Salemba Empat. Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta Salemba Empat. _________. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan _________. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 216 Arry Irawan, Setiawan, dan Fiesty Utami _________. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-466/ tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi Seluruh Pegawai dan Penggantian atau Imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa Yang Diberikan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu Serta Yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja. _________. Keputusan Menteri Keuangan No. 51/ tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia. _________. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-27/ tentangBiaya Entertainment dansejenisnya Seri PPhUmumNomor 18. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-09/ tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan. _________. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor S-29/ tentang Penegasan Pengenaan PPh Atas Potongan Harga Dan Insentif Penjualan. _________. Keputusan Direkur Jenderal Pajak KEP-220/PJ./2002 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan Perusahaan. _________. Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Bank Indonesia. _________. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-09/ tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler dan Kendaraan Perusahaan. _________. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor S-29/ tentang Penegasan Pengenaan PPh Atas Potongan Harga Dan Insentif Penjualan. _________. Keputusan Direkur Jenderal Pajak KEP-220/PJ./2002 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan Perusahaan. _________. Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Bank Indonesia. ... Sementara itu, laporan keuangan memiliki peran penting karena dapat digunakan oleh pemerintah untuk menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan tersebut Irawan, 2017;Apriliawati dan Setiawan, 2017. Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan laporan keuangan ini untuk proses audit apabila perusahaan sudah mulai berkembang, serta dapat digunakan sebagai syarat pengajuan kredit kepada lembaga perbankan. ...Nada Aulia PertiwiHendi Rohendi Setiawan SetiawanThis study aims to know the knowledge of EMKM Convections jeans in Soreang District regarding SAK EMKM, to find out the financial records carried out by EMKM, and to compile a model of EMKM Convection’s financial statements that are under SAK EMKM. In data collection, used snowball sampling and data analysis techniques are carried out through the stages of data reduction, evaluating EMKM’s knowledge of SAK EMKM, evaluating the suitability of the records carried out by EMKM Convection with applicable standards, namely SAK EMKM, seeing the similarity of activities contained in EMKM convection to create a model suitable for all EMKM convection and compile a model of financial statements for EMKM Convections following SAK EMKM. The results showed that the EMKM Convections in Soreang District still did not know about the existence of SAK EMKM, EMKM actors also still did a simple recording, there was no further record up to the preparation of financial statements. Besides, this study also produced a financial statement model for EMKM convections that were by the SAK Perpajakan, Edisi 2 RevisiSukrino AgoesDan EstralitaTrisnawatiAgoes, Sukrino dan Estralita Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan, Edisi 2 Revisi. Jakarta Salemba Akuntan IndonesiaIkatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Salemba Draft PSAK 46 Pajak PenghasilanIkatan Akuntan IndonesiaIkatan Akuntan Indonesia. 2010. Exposure Draft PSAK 46 Pajak Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu Ikatan Akuntan IndonesiaIkatan Akuntan IndonesiaIkatan Akuntan Indonesia. 2014. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang PerpajakanTeknik Rekonsiliasi Fiskal untuk Menyusun Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2014 pada PT DAMACO. Tugas Akhir. Politeknik Negeri BandungJasmine AvirianiJasmine Aviriani. 2015. Teknik Rekonsiliasi Fiskal untuk Menyusun Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2014 pada PT DAMACO. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Indonesia. Jakarta Salemba EmpatWaluyoWaluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta Salemba Empat. AKUNTANSIPAJAK PENGHASILAN PSAK NO. 46 SAMBUTAN KETUA UMUMIKATAN AKUNTAN INDONESIADalam memasuki era globalisasi, arus dana tidak lagi mengenal batasnegara dan tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat,baik dari pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luarnegeri.
The Big Four adalah sebutan yang disematkan kepada empat pemberi jasa akuntansi terbesar di dunia. Saking besarnya, keempat kantor akuntan publik tersebut punya nama yang mentereng lho di dunia korporasi. Oh, iya ngomong-ngomong udah tahu belum apa itu akuntan publik? Buat kamu yang belum familiar, akuntan publik adalah akuntan profesional yang menawarkan jasanya kepada perusahaan-perusahaan di bawah izin Kementerian Keuangan. Jasa yang diberi kantor akuntan publik meliputi jasa audit, penjaminan assurance, perpajakan, konsultasi manajemen, advisory, aktuaria, hingga keuangan korporasi. Malahan dalam pasar modal, akuntan publik disewa perusahaan terbuka buat memeriksa laporan keuangan perusahaan dan memberi opini pada laporan keuangan tersebut. Akuntan publik bakal menilai apakah laporan keuangan wajar atau gak. Kembali ke The Big Four, siapa aja kantor akuntan publik yang digolongkan paling besar di dunia? Dikutip dari Wikipedia, inilah daftarnya. Baca juga Ira Koesno, Mantan Akuntan yang Sering Jadi Moderator Debat Pilpres 1. Deloitte Kantor akuntan publik tersohor di dunia salah satunya Deloitte, Ilustrasi/Shutterstock. Kantor akuntan publik yang satu ini bisa masuk The Big Four karena kesuksesannya dalam mencetak revenue atau penghasilan yang sangat besar. Pada 2018, Deloitte mencatatkan revenue sekitar US$ 43,2 miliar atau Rp 607 triliun. Deloitte Touche Tohmatsu Limited atau Deloitte bisa dibilang menjadi salah satu penyedia jasa akuntansi cukup tua di dunia. Berdiri pada 1845 di London, Inggris, William Welch Deloitte merupakan sosok di balik berdirinya kantor akuntan ini. Dalam perjalanannya, Deloitte berubah nama menjadi Deloitte Touche Tohmatsu. Nama ini berasal dari penggabungan dua usaha, yaitu Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells. Nama Tohmatsu diperoleh dari Tohmatsu Aoki & Co yang merger dengan Touche Ross tahun 1975. Di Indonesia, jasa-jasa Deloitte diwakili beberapa entitas. Mulai dari Satrio Bing Eny & Rekan, Deloitte Touche Solutions, PT Deloitte Konsultan Indonesia, KJPP Lauw & Rekan, Hermawan Juniarto & Partners, dan PT Deloitte Consulting. Baca juga Perjalanan Inspiratif Jahja Setiaatmadja, dari Akuntan Hingga Jadi Bos BCA 2. PricewaterhouseCoopers PricewaterhouseCoopers merupakan salah satu kantor akuntan publik tersohor di dunia, Ilustrasi/Shutterstock. Di urutan kedua ada PricewaterhouseCoopers atau PwC yang menjadi kantor akuntan publik terbesar di dunia. Jumlah revenue yang dicatatkan PwC mencapai US$ 41,3 miliar atau Rp 580 triliun. PricewaterhouseCoopers atau PwC merupakan hasil merger dua entitas usaha Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua usaha yang bergabung tahun 1998 kemudian berubah nama menjadi PricewaterhouseCoopers. PwC punya jaringan yang tersebar di 158 negara di dunia. Kantor akuntan publik ini berkantor pusat di London, Inggris. Di Indonesia, PwC masuk lewat kerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan tahun 1990. Saat itu PwC masih bernama Price Waterhouse, sedangkan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan masih bernama KAP Sutanto & Rekan. 3. Ernst & Young Ernst & Young merupakan salah satu kantor akuntan publik tersohor di dunia, Ilustrasi/Shutterstock. Di urutan selanjutnya, lagi-lagi diisi kantor akuntan publik asal Inggris yaitu Ernst & Young. Berkat revenue yang besarannya mencapai US$ 34,8 miliar atau Rp 489 triliun. Penyedia jasa akuntan terbesar di dunia ini bisa masuk daftar The Big Four. Sama seperti PwC, Ernst & Young merupakan hasil merger sejumlah entitas usaha, yaitu Ernst & Whinney dengan Arthur Young. Merger yang terjadi pada 1989 membuahkan nama Ernst & Young. Di Indonesia, Ernst & Young atau EY bermitra dengan Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman dan Surja. Cukup banyak korporasi Indonesia yang menggunakan jasanya, seperti Bank BRI, Krakatau Steel, Indofood, hingga PT Telekomunikasi Indonesia. 4. KPMG KPMG salah satu kantor akuntan publik yang tersohor, Ilustrasi/Shutterstock. Di urutan terakhir, ada KPMG yang masuk dalam jajaran The Big Four. kantor akuntan publik yang berpusat di Belanda ini diketahui memperoleh penghasilan atau revenue sebesar US$ 29 miliar atau Rp 407 triliun. Kantor akuntan publik atau KAP ini juga merupakan hasil merger antara Peat Marwick International dan Klynveld Main Goerdeler. Sejak merger pada 1 Januari 1987, KAP ini kemudian dikenal dengan nama KPMG. Di Indonesia, KPMG diwakili beberapa entitas usaha. Mulai dari Siddharta Widjaja & Rekan, KPMG Advisory Indonesia, hingga KPMG Siddharta Advisory. Nah, itu tadi keempat kantor akuntan publik terbesar di dunia yang masuk dalam jajaran The Big Four. Reputasi mereka yang telah terbangun selama puluhan tahun menjadikan KAP-KAP tersebut begitu populer di dunia. Jadi, gak usah heran kalau jasa mereka digunakan banyak korporasi. Jika kamu memiliki pertanyaan seputar asuransi, bisnis, masalah keuangan, hingga masalah hukum, tanyakan saja ke para ahli di Tanya Lifepal!

namakantor akuntan publik: npwp kantor akuntan publik: nama konsultan pajak : npwp konsultan pajak: nama kantor konsultan pajak : npwp kantor konsultan pajak: a. 1a b. 1b c. 1c d. 1d penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas berdasarkan laporan keuangan komersial : bagian a: (bagi wajib pajak yang menggunakan pembukuan) lampiran - i

Seorang akuntan umumnya bercita-cita untuk bekerja di kantor akuntan publik KAP yang masuk jajaran big hanya lulusan akuntansi saja, sebagian besar lulusan ekonomi dan jurusan lain pun bisa berkarier di perusahaan jajaran empat besar tersebut. Hal tersebut tentu tidak mudah dan memerlukan kemampuan-kemampuan artikel kali ini, Glints akan berikan penjelasan mengenai seluk-beluk big 4 KAP dan beberapa hal yang harus kamu ketahui agar dapat berkarier di simak!© GlintsBaca Juga 7 Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Profesi Akuntan PerpajakanPenjelasan Kantor Akuntan Publik© akuntan publik KAP adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Jasa akuntan publik tersebut biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan beberapa tugas, seperti analisis laporan keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan cukup banyak kantor akuntan publik yang beroperasi di Indonesia. Terlepas dari itu, terdapat empat besar yang banyak diminati orang untuk bekerja di JasaMengutip dari situs Universitas Diponegoro, terdapat beberapa bidang jasa yang dilakoni oleh kantor akuntan publik, di antaranya Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi nonatestasi, mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan SingkatMasih berasal dari sumber yang sama, pada tahun 1979 kantor akuntan publik besar dunia berjumlah seiring berjalannya waktu, berbagai merger dan adanya permasalahan bisnis menyebabkan kantor akuntan publik tersebut menjadi berjumlah empat kantor akuntan publik tersebut yaitu Ernst & Young EY, Deloitte, PricewaterhouseCoopers PWC, dan kantor akuntan publik tersebut membuka kantor di Indonesia sehingga kamu memiliki kemungkinan untuk dapat berkarier di Juga Akankah Software Akuntansi Menggantikan Fungsi Akuntan?Perusahaan Big 4 KAPBersumber dari Accountingcoach, perusahaan ini disebut sebagai Big 4 didasarkan pada besaran penetrasi pasar yang dilakukan, revenue yang dihasilkan, serta reputasi yang mereka disebutkan sebelumnya, salah satu faktor yang membuat keempat perusahaan tersebut menjadi besar adalah karena adanya merger dan permasalahan-permasalahan lainya, sehingga meninggalkan keempat pemain besar lanjut, bersumber dari Big4Careerlab, keempat KAP ini juga menjadi besar karena pada dasarnya mereka merupakan gabungan dari beberapa firma, yang membawa bendera yang pada situs tersebut, bahwa EY di Singapura, memiliki entitas terpisah dengan EY di Indonesia. Meskipun memiliki kesamaan nama, mereka memiliki kebijakan dan struktur tersendiri yang tidak saling terkait satu sama dapat beroperasi di Indonesia, keempat KAP tersebut harus bekerja sama atau berafiliasi dengan KAP yang berada di PwC© yang satu ini bisa masuk big 4 karena kesuksesannya dalam mencetak revenue atau penghasilan yang cukup atau PwC menjadi salah satu kantor akuntan publik terbesar di dunia dengan jumlah revenue mencapai 41,3 miliar dolar AS atau Rp580 ini merupakan hasil merger dua entitas usaha Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua usaha yang bergabung tahun 1998 ini kemudian berubah nama menjadi punya jaringan yang tersebar di 158 negara di dunia. Kantor akuntan publik ini berkantor pusat di London, Indonesia, PwC masuk lewat kerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan tahun itu, PwC masih bernama Price Waterhouse, sedangkan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan masih bernama KAP Drs. Hadi Sutanto & EY© adalah kantor akuntan publik asal Inggris bernama Ernst & Young atau EY yang memiliki revenue mencapai 34,8 miliar dolar AS atau Rp489 seperti PwC, Ernst & Young merupakan hasil merger sejumlah entitas usaha, yaitu Ernst & Whinney dengan Arthur Young. Merger yang terjadi pada 1989 membuahkan nama Ernst & Indonesia, Ernst & Young atau EY bermitra dengan Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman dan Deloitte© yang juga termasuk dalam big 4 KAP adalah Deloitte. Pada 2018, Deloitte mencatatkan revenue sekitar 43,2 miliar dolar AS atau Rp607 Touche Tohmatsu Limited atau Deloitte bisa dibilang menjadi salah satu penyedia jasa akuntansi yang cukup tua di pada 1845 di London, Inggris, William Welch Deloitte merupakan sosok di balik berdirinya kantor akuntan perjalanannya, Deloitte berubah nama menjadi Deloitte Touche ini berasal dari penggabungan dua usaha, yaitu Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells. Nama Tohmatsu diperoleh dari Tohmatsu Aoki & Co yang merger dengan Touche Ross tahun Indonesia, jasa-jasa Deloitte diwakili beberapa entitas. Mulai dari Satrio Bing Eny & Rekan, Deloitte Touche Solutions, PT Deloitte Konsultan Indonesia, KJPP Lauw & Rekan, Hermawan Juniarto & Partners, dan PT Deloitte KPMG© terakhir pada daftar ini adalah KPMG. Kantor akuntan publik yang memiliki kantor pusat di Belanda ini diketahui memperoleh penghasilan atau revenue sebesar 29 miliar dolar AS atau Rp407 ini merupakan hasil merger antara Peat Marwick International dan Klynveld Main Goerdeler. Sejak merger pada 1 Januari 1987, KAP ini kemudian dikenal dengan nama Indonesia, KPMG diwakili beberapa entitas usaha, mulai dari Siddharta Widjaja & Rekan, KPMG Advisory Indonesia, hingga KPMG Siddharta Berkarier© kamu yang ingin berkarier di big 4 KAP ini, kamu bisa melalui beberapa pada perusahaan lainnya, tentu akan ada kualifikasi dan pertimbangan tersendiri dalam perusahaan untuk mempekerjakan dari itu, salah satu cara yang dapat kamu lakukan adalah melalui program internship di kantor-kantor akuntan publik ini. Dilansir dari situs resmi EY, PWC, Deloitte, dan KPMG, mereka membuka kesempatan untuk menjalani internship di sana. Dengan menjalani internship di kantor-kantor tersebut, kamu dapat sekaligus mempelajari budaya kerja dan mempelajari hal-hal yang dibutuhkan. Tak menutup kemungkinan kamu dapat melanjutkan bekerja di sana sebagai karyawan kamu juga bisa memulainya dari posisi seperti junior auditor atau sejenisnya. Akan lebih baik jika kamu memiliki sertifikasi di bidang akuntansi untuk memperbesar peluangmu diterima di big 4 KAP Juga Jangan Bingung Pilih Jurusan Kuliah! Ini Jurusan dengan Prospek Kerja BagusItulah penjelasan lengkap mengenai big 4 KAP. Jadi, apakah kamu tertarik untuk bekerja di salah satu dari empat perusahaan tersebut? Jika iya, kamu bisa menerapkan tips di atas untuk mempersiapkan kariermu di sana, sebelum melamar, ketahui dulu budaya kerja di kantor akuntan jika kamu ingin jadi seorang konsultan andal dan bekerja di salah satu dari 4 perusahaan di atas. Yuk, kenali dulu apa itu penjelasan yang sudah Glints paparkan di sini!Sudah siap untuk lamar pekerjaan Accountant? Yuk, lihat berbagai lowongannya di Glints!
No2/MBU/06/2016. Berdasarkan Permen BUMN tersebut, penetapan penghasilan berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap serta penghasilan berupa tantiem/insentif kinerja yang bersifat variabel dilakukan dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi dan

report this ad Noel Griffith, Accountants prepare and examine financial records. It’s the responsibility of the accountant working on the account to make sure the records are accurate, true, and all the tax information is well as preparing financial records, accountants must provide notes and details regarding their findings. This includes communicating their findings to senior managers, CEO’s and other people within the and auditors have a key role in helping an organization or an individual have a clear handle on their finances. Often being the first to know about any financial issues or difficulties that may be arising. You might also be interested in learning how to become an accountant. Accountant SalaryThe first question that comes to mind is, how much do accountants make? Accountants work across many different industries, and as such there are varying median accountant salary across all industries and states is $70,640​.​The lowest 10% across the industries are earning under $43,650, while the highest 10% of earners are exceeding $122,840. This puts an accountants starting salary in the <$45,000 important to remember that accountants can work long hours during busier times in the month, or year. Financial year ends, monthly reporting, and annual tax return periods have strict accountants work full-time. About 20% of accountants worked in excess of 40 hours per week. Accountants can work for themselves, as part of a team of accountants, or as employees for an are most commonly employed by organizations. This is because they are needed all year round, and having the consistency that an employee offers adds stability to preparation of financial records. Top 5 Paying States FlagStateEmployment per 1000 JobsHourly mean wageAnnual mean wage New New Virginia $78,640 Top Paying Industries IndustryPercent of industry employmentHourly mean wageAnnual mean wage Securities and Commodity Contracts Intermediation and Federal Executive Branch Securities and Commodity Exchanges Software Financial Investment Activities Accountant Job DescriptionSo, what do accounts do? Accountants prepare and examine financial records, both manually and electronically. In the process of doing this there are some key duties that includeChecking financial records for accuracy and tax returns and ensure tax payments are made in a timely accounting procedures for efficiency and and maintain financial documents and suggestions on ways to reduce costs, improve cash flow and improve the bottom addition to being responsible for maintaining records, accountants are also expected to report on their findings. This means attending meetings, preparing written reports and adding notes to the is a need for some social and people skills. Although accountants do a lot of their work alone, when communicating to others in the organization they are required to be clear and concise. Mistakes in communication can prove to be costly and time AccountantsPublic accountants work with clients to prepare their public documents that they have to disclose by law. This includes balance sheet statements, tax forms, and other documents that potential investors would need to usually work for accounting firms, or have their own practice. It’s a legal requirement for publicly traded companies to have CPA’s sign off their documents as true and AccountantsManagement accountants prepare financial information to be used internally by a big organization. It’s not intended to be viewed by persons outside of the business, and the information is used to aid with forecasting, profitability, and also help the business with budgeting, performance evaluation, and highlight ways companies can cut costs and improve Defined Accountant RolesThere are other roles for accountants that differ from those above, and each accountant’s career path can have a very different progression. Financial accountants deal with only the financial side of the business, nothing to do with the management accountants work exclusively for the government, maintaining and auditing the records of private businesses that are subject to government also do a lot of accounting work, and the two careers paths are often closely linked. To audit financial records you need in depth accounting knowledge, to audit accurately the work the accounts have Outlook Of AccountantsAccording to US government projections, there is expected to be a 10% growth between 2016 and 2026 in the accounting profession. This is about average for all professions, and adds some stability to the best prospects are for those who are fully qualified. Certified Public Accountants are always in demand, and with corporate scandals on the increase, extra scrutiny is expected in the continued growth of business worldwide is also expected to lead to an increase in demand for accountants. With a need for every business and organization to have accurate and up to date financial records, the prospects for skilled accountants is always going to be very good. Accountant Salary by State FlagStateEmployment per 1000 JobsHourly mean wageAnnual mean wage New New New New North North Rhode South South West Top paying metropolitan areas AreaEmployment per 1000 jobsHourly mean wageAnnual mean wage New York / White Plains Wayne, – NY/NJ – Metropolitan San Jose / Sunnyvale / Santa Clara, – CA Salinas, CA Dothan, AL Bethesda / Rockville / Frederick, – MD – Metropolitan Division Top paying nonmetropolitan areas AreaEmployment per 1000 jobsHourly mean wageAnnual mean wage St. Mary’s County, – Maryland – nonmetropolitan Southeast Alaska – nonmetropolitan area Railbelt – Southwest Alaska – nonmetropolitan area North Carolina – nonmetropolitan Southwestern New Mexico – nonmetropolitan area Accountant Career Video Noel Griffith, Noel Griffith is a Doctor of Philosophy with a strong interest in educational research. He has been an editor-in-chief of since 2014. Noel is an avid reader non-fiction, enjoys good food, live theatre, and helping others make wiser career decisions. Try our FREE award-winning tool to find the best schools in your area.

Apabiladalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) terdapat sisa lebih yang digunakan selain untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4), sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 3. – Kantor akuntan publik KAP adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Jasa akuntan publik tersebut biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan beberapa tugas, seperti analisis laporan keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan sebagainya. Pada tahun 1979 kantor akuntan publik besar dunia berjumlah delapan. Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai merger dan adanya permasalahan bisnis menyebabkan kantor akuntan publik tersebut menjadi berjumlah empat saja. Terdapat cukup banyak kantor akuntan publik yang beroperasi di Indonesia. Terlepas dari itu, terdapat empat besar yang banyak diminati orang untuk bekerja di sana. Keempat kantor akuntan publik tersebut yaitu Ernst & Young EY, Deloitte, PricewaterhouseCoopers PWC, dan KPMG. Keempat kantor akuntan publik tersebut membuka kantor di Indonesia sehingga kamu memiliki kemungkinan untuk dapat berkarier di dalamnya. Perusahaan Big 4 KAP Bersumber dari Accountingcoach, perusahaan ini disebut sebagai Big 4 didasarkan pada besaran penetrasi pasar yang dilakukan, revenue yang dihasilkan, serta reputasi yang mereka miliki. Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu faktor yang membuat keempat perusahaan tersebut menjadi besar adalah karena adanya merger dan permasalahan-permasalahan lainya, sehingga meninggalkan keempat pemain besar tersebut. Lebih lanjut, bersumber dari Big4 Careerlab, keempat KAP ini juga menjadi besar karena pada dasarnya mereka merupakan gabungan dari beberapa firma, yang membawa bendera yang sama. Dijelaskan pada situs tersebut, bahwa EY di Singapura, memiliki entitas terpisah dengan EY di Indonesia. Meskipun memiliki kesamaan nama, mereka memiliki kebijakan dan struktur tersendiri yang tidak saling terkait satu sama lain. Agar dapat beroperasi di Indonesia, keempat KAP tersebut harus bekerja sama atau berafiliasi dengan KAP yang berada di Indonesia. 1. PwC KAP yang satu ini bisa masuk big 4 karena kesuksesannya dalam mencetak revenue atau penghasilan yang cukup besar. PricewaterhouseCoopers atau PwC menjadi salah satu kantor akuntan publik terbesar di dunia dengan jumlah revenue mencapai 41,3 miliar dolar AS atau Rp580 triliun. Perusahaan ini merupakan hasil merger dua entitas usaha Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua usaha yang bergabung tahun 1998 ini kemudian berubah nama menjadi PricewaterhouseCoopers. PwC punya jaringan yang tersebar di 158 negara di dunia. Kantor akuntan publik ini berkantor pusat di London, Inggris. Di Indonesia, PwC masuk lewat kerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan tahun 1990. Saat itu, PwC masih bernama Price Waterhouse, sedangkan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan masih bernama KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan. 2. EY Selanjutnya adalah kantor akuntan publik asal Inggris bernama Ernst & Young atau EY yang memiliki revenue mencapai 34,8 miliar dolar AS atau Rp489 triliun. Sama seperti PwC, Ernst & Young merupakan hasil merger sejumlah entitas usaha, yaitu Ernst & Whinney dengan Arthur Young. Merger yang terjadi pada 1989 membuahkan nama Ernst & Young. Di Indonesia, Ernst & Young atau EY bermitra dengan Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman dan Surja. 3. Deloitte Selanjutnya yang juga termasuk dalam big 4 KAP adalah Deloitte. Pada 2018, Deloitte mencatatkan revenue sekitar 43,2 miliar dolar AS atau Rp607 Touche Tohmatsu Limited atau Deloitte bisa dibilang menjadi salah satu penyedia jasa akuntansi yang cukup tua di dunia. Berdiri pada 1845 di London, Inggris, William Welch Deloitte merupakan sosok di balik berdirinya kantor akuntan perjalanannya, Deloitte berubah nama menjadi Deloitte Touche Tohmatsu. Nama ini berasal dari penggabungan dua usaha, yaitu Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells. Nama Tohmatsu diperoleh dari Tohmatsu Aoki & Co yang merger dengan Touche Ross tahun 1975. Di Indonesia, jasa-jasa Deloitte diwakili beberapa entitas. Mulai dari Satrio Bing Eny & Rekan, Deloitte Touche Solutions, PT Deloitte Konsultan Indonesia, KJPP Lauw & Rekan, Hermawan Juniarto & Partners, dan PT Deloitte Consulting. 4. KPMG Perusahaan terakhir pada daftar ini adalah KPMG. Kantor akuntan publik yang memiliki kantor pusat di Belanda ini diketahui memperoleh penghasilan atau revenue sebesar 29 miliar dolar AS atau Rp407 triliun. KAP ini merupakan hasil merger antara Peat Marwick International dan Klynveld Main Goerdeler. Sejak merger pada 1 Januari 1987, KAP ini kemudian dikenal dengan nama KPMG. Di Indonesia, KPMG diwakili beberapa entitas usaha, mulai dari Siddharta Widjaja & Rekan, KPMG Advisory Indonesia, hingga KPMG Siddharta Advisory Oleh Muhammad Zulfani Akmal NIM 202010170311336 Universitas Muhammadiyah Malang
vidaftar isi kata pengantar __ v daftar isi __ vi bab 1 pengertian akuntansi dan pajak __ 1 bab 2 kas dan setara kas __ 26 bab 3 piutang __ 37 bab 4 persediaan __ 52 bab 5 beban dibayar di muka __ 68 bab 6 aktiva tetap __ 111 bab 7 aktiva tak berwujud __ 156 bab 8 kewajiban __ 170 bab 9 ekuitas __ 208 bab 10 pajak penghasilan (psak 46) __ 217 bab 11 soal-soal latihan __ 288
Most people only come across accountants during the tax season, but these financial experts are busy preparing and examining financial records all year round. On the job, they're the people responsible for making sure the books are accurate and taxes are paid properly and on time. Many graduates are motivated to pursue a career in accounting by the prospect of earning a decent living. With typical starting salaries of $ per hour rising to $ with experience, there is plenty of scope for making a well above-average wage. Job Description Accountants look after a company's books and examine financial records. Day-to-day duties include preparing financial ledgers, billing clients, creating budgets and income forecasts, keeping inventory and preparing tax returns. As a trusted financial adviser, an accountant might also suggest ways to increase revenues, reduce costs and improve a company's profitability. Newcomers to the profession typically will start out recording the financial transactions of a firm, overseeing accounts payable and receivable, managing payroll and preparing financial reports or balance sheets. Attention to detail is a must. Education Requirements You will need at least a bachelor's degree for this position, preferably in accounting or a related field. In some cases, a bookkeeper or account clerk with an associate's degree and experience may advance to a junior accounting position. A certified public accountant or CPA credential – requiring 150 semester hours of college coursework – is often requested by employers. Certification proves your professional competence and can massively boost your job prospects. The median hourly accounting salary is $ per hour, which equates to $68,150 per year as of May 2016. The median represents the midpoint, so half of all accountants earn more than this per hour and a half earn less. The top 10 percent of accountants make more than $120,910 per year. However, this salary is typically reserved for those in senior positions, not entry-level accountants. Industry Accountants work in every sector for corporations, governments, nonprofits and individuals. Since the scope is so broad, many choose to specialize on a work type such as tax accounting, forensic investigation, a client type wealthy private individuals, nonprofits or an industry type oil and gas, construction. Newcomers have a dizzying array of options both when they enter the field and as their career progresses. Many regard an entry-level job in public accounting, working towards the CPA credential, to be a solid resume-builder that bestows instant credibility. Years of Experience Entry-level accountants earn a reasonable income, but like most professionals, their earning power rises with time and experience. A typical projection for a CPA salary looks like this Less than 5 years $56,000 or $ per hour assuming two weeks paid vacation 5-10 years $70,000 or $ per hour 10-20 years $81,000 or $ per hour 20+ years $93,000 or $ per hour. Job Growth Trend Accountancy is a stable and growing field that's projected to grow by 10 percent from 2016 to 2026. This above-average growth rate may lead to good prospects for entry-level positions. The demand for accountants is largely driven by globalization and the increasingly complex regulatory environment in which we all now live. Technology is the one threat on the horizon. As routine tasks become automated, accountants will be expected to move away from simple bookkeeping and instead take on a more strategic and advisory role for their clients. . 414 54 67 333 357 259 307 231

penghasilan usaha kantor akuntan